Jumat, 08 April 2011

TEORI KEPERCAYAAN DIRI

Teori kepercayaan diri menjadi salah satu pilihan alternatif dari mereka yang mengalami masalah kepercayaan diri. Meski bukan sesuatu yang nampak secara lahir, namun adanya krisis kepercayaan diri dianggap sebagai sebuah masalah penting dalam kehidupan seseorang. Karena tanpa ada kepercayaan diri, maka seseorang akan merasa gamang dalam menjalani hidup mereka.
Dengan memahami teori kepercayaan diri, diharapkan seseorang bisa dibangkitkan dari rasa rendah diri yang dialaminya. Dan ini adalah sebuah awal untuk bisa menggali potensi seseorang secara optimal. Sebab, kepercayaan diri akan menyebabkan seseorang mendapat keyakinan bahwa dirinya memiliki sebuah potensi yang sama sebagaimana yang dimiliki oleh orang lain.
Inilah arti penting rasa percaya diri. Bahwa kepercayaan diri akan mampu membawa seseorang meraih sukses dengan mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya. Dan dengan kepercayaan diri pula, sebuah masalah yang dihadapi seseorang bisa diselesaikan dengan baik.
Sebab, orang yang memiliki kepercayaan diri, cenderung memiliki tingkat ketenangan dalam berpikir. Dengan adanya ketenangan ini, maka kerja otak akan bisa berjalan dengan lancar. Inilah yang menyebabkan seseorang bisa mendapatkan berbagai pemikiran yang mungkin tidak dipikirkan oleh orang lain pada saat menghadapi sebuah masalah.
Di sisi lain, kita pun harus bisa mengelola rasa percaya diri tersebut. Karena rasa percaya diri yang berlebihan juga tidak menimbulkan kebaikan. Di satu sisi percaya diri berlebih bisa menumbuhkan kesombongan dalam diri seseorang. Selain itu, berlebihnya kepercayaan diri pun bisa berdampak kita menjadi kurang waspada akan sesuatu karena cenderung meremehkan hal tersebut.

Cara Mendapatkan Kepercayaan Diri
Selain belajar melalui teori kepercayaan diri, seseorang bisa pula menumbuhkan kepercayaan diri secara praktek. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendorong dan menumbuhkan rasa percaya diri tersebut di antaranya adalah :
1. Selalu belajar dan memperluas wawasan. Dengan belajar dan memiliki wawasan luas, seseorang akan bisa yakin bahwa dirinya memiliki kemampuan yang sama seperti orang lain.
2. Banyak bergaul dengan berbagai macam karakter manusia. Hal ini akan memudahkan kita untuk terbiasa berhubungan dengan orang lain dan cepat beradaptasi. Masalah kepercayaan diri biasanya dimunculkan karena kita kurang terbiasa bergaul dengan orang yang memiliki karakter berlainan dengan apa yang biasa kita hadapi.
3. Jadilah diri sendiri. Bagi orang yang kurang percaya diri, mereka cenderung meniru orang lain dalam segala sisi. Baik itu penampilan atau juga karakter. Ubahlah semua itu, dan yakinlah bahwa menjadi diri sendiri bukan sebuah hal yang salah.
4. Jangan pernah takut salah. Rasa minder biasanya muncul sebagai akibat kita merasa takut untuk berbuat salah atas apa yang akan kita kerjakan atau lakukan. Hilangkan perasaan itu, dan gantikan dengan pemikiran bahwa manusia adalah tempat salah dan khilaf.

Yang paling penting bukanlah bagaimana kita tidak berbuat salah, melainkan bagaimana kita bisa belajar dari kesalahan yang kita lakukan. Dan percayalah, bahwa orang lain pun pernah berbuat salah untuk hal yang kita tidak ketahui.

Jadi, berbuat salah adalah sebuah kewajaran. Sedangkan yang tidak wajar adalah apabila kita tidak mau belajar dari kesalahan itu dan menjadi lebih baik di kemudian hari.

Macam-macam Penyimpangan Seksual

Perilaku sexual yang sehat bertanggung merupakan tujuan dari perkembangan seksualitas remaja. Sex yang sehat secara Fisik artinya tidak tertular penyakit, tidak menyebabkan kehamilan sebelum menikah, tidak menyakiti dan merusak kesehatan orang lain. Sehat secara psikologi artinya mempunyai integritas yang kuat (kesesuaian antara nilai, sikap, dan perilaku), mampu mengambil keputusan dan mempertimbangkan segala resiko yang bakal dihadapi dan siap atas segala resiko dari keputusan. Sehat secara sosial artinya mampu mempertimbangkan nilai-nilai sosial yang ada disekitarnya dalam menampilkan perilaku tertentu (agama, budaya dan sosial), mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan nilai dan norma yang diyakini.
Jadi perilaku seks yang sehat dan bertanggung jawab adalah perilaku yang dipilih berdasarkan pertimbangan secara fisik, sosial, dan agama serta psikologis.
Perilaku Seksual yang menyimpang
Dapat dilihat dari tiga kategori :
1. Dari cara penyaluran dorongan seksualnya :
• Masochisme X Sadisme : Mendapatkan kepuasan dengan siksaan secara fisik atau mental.
• Eksibitionisme : Mendapatkan kepuasan seks dengan memperlihatkan alat kelaminnya kepada orang lain.
• Scoptophilia : Mendapatkan kepuasan seks dari melihat aktivitas seksual.
• Voyeurisme : Mendapatkan kepuasan seks dengan melihat orang telanjang.
• Troilisme : Perilaku seks yang membagi partner seksual dengan orang lain sementara orang lain menonton. Biasanya pasangan yang melakukan aktivitas seksual pada waktu dan tempat yang sama sehingga bisa saling menonton.
• Transvestisme : Mendapatkan kepuasan seks dengan memakai pakaian dari lawan jenisnya.
• Seksualoralisme : Mendapatkan kepuasan seks dari aplikasi mulut pada genitilia partnernya.
• Sodomi atau seksual analisme : Mendapatkan kepuasan seks dengan melakukan hubungan seksual melalui anus.
2. Dari orientasi atau sasaran seksual yang menyimpang
• Pedophilia : Seseorang dewasa mendapat kepuasan seks dari hubungan dengan anak-anak.
• Bestiality : Mendapatkan kepuasan seks dari hubungan dengan binatang
• Zoophilia : Mendapatkan kepuasan dengan melihat aktivitas seksual dari binatang
• Necriphilia : Mendapatkan kepuasan seks dengan melihat mayat, coitus dengan mayat.
• Pornography : Mendapatkan kepuasan seks dengan melihat gambar porno lebih terpenuhi dibandingkan dengan hubungan seksual yang normal.
• Fetishisme : Pemenuhan dorongan seksual melalui pakaian dalam lawan jenis.
• Frottage : Mendapatkan kepuasan seks dengan meraba orang yang disenangi dan biasanya orang tersebut tidak mengetahuinya.
• Saliromania : biasanya pada lelaki yang mendapatkan kepuasan seks dengan mengganggu atau mengotori badan/pakaian dari partnernya.
• Gerontoseksuality : Seorang pemuda lebih senang melakukan hubungan seks dengan perempuan yang berusia lanjut.
• Incest : Hubungan seksual yang dilakukan antara dua orang yang masih satu darah.
• Obscentity : Mendapatkan kepuasan seks dengan mendengarkan perkataan atau gerak gerik dan gambar yang dianggap menjijikkan.
• Mysophilia, coprophilia dan Urophilia : Senang pada kotoran, faeces dan urine.
• Masturbasi : Mendapatkan kepuasan seks dengan merangsang genitalnya sendiri.
3. Dilihat dari tingkat penyimpangan, keinginan, dan kekuatan dorongan seksual :
• Nymphomania : Seorang wanita yang mempunyai keinginan seks yang luar biasa atau yang harus terpenuhi tanpa melihat akibatnya.
• Satriasis : Keinginan seksual yang luar biasa dari seorang lelaki.
• Promiscuity dan prostitusi : Mengadakan hubungan seksual dengan banyak orang.
• Perkosaan : Mendapatkan kepuasan seksual dengan cara paksa.
Untuk lebih jelasnya ada beberapa gangguan seksual yang bisa berhubungan dengan penyimpangan perilaku seksual, yaitu :
1. Gangguan Identitas Jenis : Adanya ketidakesuaian antara alat kelamin dengan identitas kelamin yang terdapat pada diri seseorang.
2. Parafilia (Deviasi Seks) : Adalah gangguan seksual karena pada penderita seringkali menghayalkan perbuatan seksual yang tidak lazim, sehingga khayalan tersebut menjadi kekuatan yang mendorong penderita untuk mencoba dan melakukan aktivitas yang dikhayalkannya.
3. Disfungsi Psikoseksual : Adanya hambatan pada selera/minat seksual atau terdapat hambatan pada perubahan psikofisiologik, yang biasanya terjadi pada orang yang sedang bergairah seksual. Misalnya hambatan selera seksual, hambatan gairah seks (Impoten, dan firgiditas), hambatan orgasme, ejakulasi prematur, dispareunia fungsional, vaginismus fungsional.
4. Ganguan seksula pada remaja : Seringkali dijumpai ganmgguan seksual pada masa remaja seperti ejakulasi dini atau impotensi, bisa juga dijumpai adanya hambatan selera seksual dan hamabtan gairah seksual. Libido seksual yang rendah dan kecemasan yang berkaitan dengan seks, seperti vaginismus. Namun sebagian dari gangguan tersebut belum bersifat permanen melainkan bersifat situasional dan belum bisa dikategorikan sebagai kelainan. Hal ini disebabkan kecemasan dan perasaan bersalah yang begitu kuat, sehingga bisa menghambat dorongan seksual karena status yang belum membolehkan untuk melakukan hubungan seksual.
Nah setelah baca uraian diatas, terserah pada kamu-kamu. Sudah tau mana yang menyimpang dan mana yang tidak. Oke ..... berani bilang NO SEX......!!! pada pasangan kamu.....?