Selasa, 04 Januari 2011

Psikologi Remaja



PSIKOLOGI REMAJA


Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat mengenali ciri-ciri perkembangan remaja

2. Siswa memahami tugas-tugas perkembangan remaja

3. Siswa mengenali permasalahan-permasalahan yang muncul pada masa remaja



Dalam siklus kehidupan manusia adanya proses tumbuh kembangnya tubuh dan mental dari manusia. Manusia diciptakan awal mula dalam bentuk bayi, kemudian berkembang menjadi anak-anak, kemudian menjadi remaja, dewasa dan mati. Dalam setiap perkembangan kebutuhan yang harus dipenuhi berbeda-beda serta masalah yang menyertainyapun beragam. Serta setiap perkembangan ditandai dengan ciri fisik dan nonfisik yang berbeda-beda.

Dalam layanan bimbingan bahasan akan difokuskan pada masa remaja. Karena pada masa ini, individu penuh dengan pencarian identitas, dan penuh rasa ingin tahu dengan mencoba-coba. Banyak orang menyebut remaja diidentikkan dengan siswa-siswa SMA/SMK/MA. Karena umur dari siswa-siswa SMA/SMK/MA adalah masa dimana periode dari masa remaja. Dan pada siswa SMA/SMK/MA mulai terlihat berani mengaktualisasikan dirinya atau menunjukkan dirinya pada masyarakat.

Masa remaja adalah masa yang rawan. Dalam masa ini kegagalan atau keberhasilan dalam melewati masa ini akan terus terbawa pada masa dewasa atau menjadi ciri kepribadiannya pada masa dewasa. Banyak permasalahan-permasalahan dalam masyarakat yang diidentikkan dengan remaja. Seperti kenakalan, penyalahgunaan Narkoba, hamil diluar nikah atau aborsi, dan masih banyak lagi. Sebenarnya siapa sih remaja itu?





Remaja dilihat dari umur

Remaja adalah masa antara akhir masa kanak-kanak dan menuju ke masa dewasa awal. Mengenal umur masa remaja, para ahli ilmu jiwa tidak mempunyai kata sepakat tentang batasan umur yang jelas dan dapat disetujui bersama. Menurut Powell, masa remaja digolongkan:”pre adolescence, from ten to twelve years; early adolescence, from thirteen to sixteen years, and late adolescence from seventeen to twenty one years”. Sedangkan Singgih D. Gunarso masih sulit menentukan batas umur tersebut, yang jelas masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Menurut Luella Cole bahwa masa permulaan remaja antara umur 13-15 tahun sampai sekitar umur 21 tahun (masa adolescence). Menurut Konopka ( dalam Syamsu Yusuf, 2000 ) membagi remaja menjadi tiga rentangan yaitu :

1. Remaja Awal : 12 – 15 tahun

2. Remaja Madya : 15 – 18 tahun

3. Remaja Akhir : 19 – 22 tahun

Masa Peralihan

Masa peralihan yang dimaksud adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa atau merupakan perpanjangan dari masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa. Jadi pada masa ini anak tidak dapat dikatakan lagi sebagai anak-anak, tetapi belum dapat digolongkan sebagai orang dewasa. Dengan keadaan yang belum pasti inilah remaja sering menimbulkan masalah bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya, sebab pribadinya belum terbentuk secara stabil dan matang. Atau dalam masa pertentangan, masa puber – “ sturm and drang” dengan ciri-ciri sering dan mulai timbul sikap untuk menentang dan melawan terutama dengan orang-orang yang dekat, misalnya orang tua, guru dan sebagainya. Pada masa sebelumnya mereka menurut dan selalu mendengar kata-kata dari orang tua atau guru, tetapi dalam masa transisi ini sikap tersebut mulai berubah, dan perubahan ini menunjukkan hal yang positif asal dapat diarahkan dengan sabar pada hal yang benar. Sebagai hal yang positif, sebab menunjukkan bahwa remaja tersebut sedang mengalami perkembangan, abik perkembangan fisik maupun perkembangan rohaniahnya.





Ciri-ciri ( Karakteristik ) Remaja

1. Fisik

Perkembangan fisik dalam periode masa remaja meliputi segi pertambahan tinggi dan berat badan. Untuk remaja dimulai sekitar umur 10,5 sampai 16 tahun, sedang remaja putri percepatan pertumbuhan sudah mulai antar umur 7,5 tahun dan 11,5 tahun dengan umur rata-rata 10,5 tahun. Puncak penambahannya tercapai pada umur 12 tahun, kurang lebih 6-11 cm setahun. Selain megalami percepatan pertumbuhan tinggi badan dan berat badan, remaja juga mulai mengalami proses kematangan seksual.

Karakteristik kelamin primer

a. Pada remaja pria

a) Pengeluaran sperma.

b) Menegangnya alat-alat kelamin pada saat tertentu.

b. Pada remaja putri

a) Loncatan sel telur (ovulasi).

b) Menstruasi (pengeluaran sel telur yang tidak dibuahi dengan lendir dan darah).
Karakteristik kelamin sekunder

a. Pada remaja pria

a) Tubuh menjadi lebih jantan.

b) Suara menjadi lebih besar dan pecah.

c) Tumbuhnya bulu-bulu / rambut pada bagian tubuh tertentu.

b. Pada remaja putri

Mulai nampak bentuk kewanitaannya, seperti perkembangan buah dada dan tumbuhnya lemak pada angota-anggota badan lain.



2. Sosial

Dalam masa perkembangan ini, seorang remaja mulai tergugah rasa sosial untuk bergabung dengan anggota kelompok yang lain. Pergaulannya yang dulu terbatas dengan anggota keluarga, tetangga dan teman-teman sekolah; saat itu remaja ingin lebih meluaskan pergaulannya sehingga tidak jarang remaja meninggalkan rumah. Penggabungan diri dengan anggota kelompok yang lain sebenarnya merupakan usaha mencari nilai-nilai dan ingin berjuang mencapai nilai-nilai itu, sebab remaja mulai meragukan kewibawaan dan kebijaksanaan orang tua, norma-norma yang ada dan sebagainya.

3. Perkembangan Kognitif

Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12-20 tahun. Secara fungsional perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja digambarkan sebagai berikut :
a) Secara Intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak.

b) Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana strategis dan membuat keputusan – keputusan serta memecahkan masalah.

c) Sudah mampu menggunakan abstraksi – abstraksi , membedakan yang konkrit dengan yang abstrak.

d) Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah , belajar menguji hipotesis.

e) Memikirkan masa depan , perencanaanya dan mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya.

f) Mulai menyadari proses berpikir efisien dan belajar berintrospeksi.

g) Horizon bepikirnya semakin meluas meliputi agama,keadilan,moral,dan identitas jati diri.

Dalam perkembangan intelektualnya, remaja mulai bersikap kritis dan tidak mau menerima begitu saja perintah-perintah atau peraturan yang ada; mereka ingin mengetahui alasan dan sebab-sebabnya. Remaja mulai beratanya-tanya tentang keadilan, kebenaran dan arti hidup dan sebagainya. Tidak jarang dengan perkembangan intelektualnya yang bersifat kritis ini, remaja mengalami konflik atau pertentangan dengan pihak orang tua atau pendidik yang biasanya bepegang akan nilai-nilai lama.

4. Emosional

Emosional remaja berada dalam situasi “sturm and drang” sebab belum stabil dan mencapai kematangan pribadi secara dewasa. Remaja merasa canggung akan pertambahan tinggi badan yang dirasa “aneh” dan menggangu, mudah tersinggung dan kesal. Tetapi kadang-kadang berada dalam suasana gembira, riang hati untuk melakukan pertolongan pada orang lain dan sebagainya. Remaja memerlukan rasa aman dalam lingkungannya dalam bentuk pengertian akan keadaannya ataupun mengenai problema yang sedang dihadapi. Selain itu remaja menghendaki adanya pengakuan sosial; mereka tidak mau diperlakukan seperti anak kecil yang dapat diperintah untuk melakukan apa saja.

Dalam keadaan emosi yang belum stabil ini celaan atau kritikan dari lingkungannya sering kali ditangapi secara sungguh-sungguh dan sering ditafsirkan sebagai ejekan atau meremehkannya. Akibatnya remaja sering bersikap antipati dan melawan. Bila lingkungan, terutama keluarga, orang tua dan sekolah mengabaikan keadaan emosi remaja, misalnya anak-anak yang tidak disukai karena tampangnya kurang menguntungkan,kurang cerdas, sehingga melihat dengan sebelah mata, biasanya remaja tersebut menjurus pada perailaku yang maladjusment dan sering melakukan tindakan deliquency.

Dari pada itu peran keluarga (orang tua,saudara, dll), pendidik, dan para tokoh masyarakat sangat penting dalam mengarahkan remaja pada arah yang benar. Sehingga remaja akan menjadi sosok yang tampil di masyarakat sebagai calon penerus bangsa yang cerdas, berbudi pekerti yang luhur dan bertakwa pada Tuhan Yangn Maha Esa.

Remaja mengalami puncak emosionalitas,perkembangan emosi tingkat tinggi.

Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif,reaktif yang kuat,emosinya bersifat negatif dan tempramental (mudah tersinggung,marah,sedih,murung).Sedangkan remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikanya.



Remaja yang berkembang di linkungan yang kurang kondusif,kematangan emosionalnya terhambat.Sehingga mengalami akses negatif berupa tingkah laku “salah suai” , misalnya :

a) Agresif : Melawan,keras kepala,berkelahi,suka mengganggu orang lain,dan lain-lain.

b) Lari dari kenyataan (regresif) : Suka melamun,pendiam,senang menyendiri,mengkonsumsi obet penenang,minuman keras,merokok,dan obat-obat terlarang.Sedangkan lingkunagn yang harmonis dan kondusif dapat membantu kematangan emosi remaja menjadi :

a) Adekuasi (ketepatan) emosi : Cinta,kasih sayang,simpati,altruis (senang menolong),respek (sikap hormat dan menghargai orang lain),ramah,dll.

b) Mengendalikan emosi : Tidak mudah tersinggung,tidak agresif,wajar,optimistik,menghadapi kekecewaan secara sehat dan bijak.



5. Perkembangan Moral

Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasan fisik saja,tetapi meningkat pada tataran psikologis (rasa diterima,dihargai,dan penilaian positif dari orang lain).Namun penelitian membuktikan bahwa perkembangan moral remaja baru berkisar pada tuntutan dan harapan kelompoknya saja.



6. Perkembangan Sosial

Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan memahami orang lain dan menjalin persahabatan.Remaja memilih teman yang memiliki sifat dan kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya.Misalnya : sama hobi,minat,sikap,nilai-nilai,dan kepribadianya.

Perkembangan sikap yang cukup rawan pada remaja adalah sikap “comformity” yaitu kecenderungan untuk menyerah dan mengikuti bagaimana teman sebayanya berbuat.Misalnya dalam hal pendapat,pikiran,nilai-nilai,gaya hidup,kebiasaan,dan sejenisnya.

7. Perkembangan Kepribadian

Isu sentral pada masa remaja adalah masa berkembangnya identitas diri yang menjadi dasar bagi masa dewasa.Remaja mulai sibuk dengan problema, “siapa saya ?”,terkait dengan hal tersebut remaja juga risau mencari idola-idola dalam hidupnya yang dijadikan tokoh panutan atau kebanggaan.

Tindakan antisipasi remaja akhir adalah :

1) Berusaha bersikap hati-hati dalam berperilaku dan menyikapi kelebihan serta kelemahan dirinya.

2) Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang bagaimana.

3) Memperhatikan etika masyarakat,kehendak orang tua,dan sikap teman-temanya.



8. Perkembangan Kesadaran Beragama

Bagaiamana perkembangan spiritual ini terjadi pada remaja ? Sesuai dengan perkembanganya kemampuan kritis remaja mampu menyoroti nilai-nilai agama dengan cermat.Mereka mulai membawa nilai-nilai agama kedalam hatinya tetapi mereka juga mengamati secara kritis kepinncangan-kepincangan yang terjadi di masyarakat khususnya yang bertentangan dengan nilai agama.



Tugas Perkembangan

Setiap fase memiliki tugas alamiah untuk berkembang,fase balita tugas perkembanganya adalah belajar berbicara dan berjalan. Jika tugas ini gagal dicapai berarti telah terjadi kegagaglan perkembangan. Demikian juga pada remaja.

Fase Remaja tugas perkembanganya adalah :

1) Menerima keadaan fisik dengan segala kualitasnya

2) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan figur yang mempunyai otoritas lainya.



3) Mengembangkan keterampilan berkomunikasi antar pribadi dan belajar bergaul dengan orang lain,teman sebaya.

4) Menemukan tokoh model atau tokoh yang dijadikan panutan.

5) Menerima dirinya sendiri dan yakin atas kemempuan sendiri.

6) Memperkuat kontrol diri dengan landasan nilai-nilai moral,prinsip-prinsip dan falsafah hidup.

7) Meninggalkan sifat kekanak-kanakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar