Rabu, 20 Juli 2011

KIAT MENGENDALIKAN EMOSI

“Cara Mengendalikan Emosi”

Ilustrasi Kasus

Rudi adalah salah seorang pemain dan kapten tim basket yang paling diandalkan di sekolahnya. Ketika ada pertandingan basket antar siswa SMA di kotanya, Pak Jono (guru olah raganya) ragu untuk memasukkan Rudi sebagai pemain utama. Rudi mudah sekali terpancing emosinya, ia sulit mengendalikan marah. Kondisi demikian, mudah dimanfaatkan oleh pihak lawan untuk memecah konsentrasinya saat bermain dan iutu sangat merugikan tim basket sekolahnya. Tapi karena Rudi adalah kapten tim dan pemain andalan, Pak Jono memutuskan Rudi untuk bermain dalam pertandingan itu. Keragu-raguan Pak Jono itu menjadi kenyataan. Rudi tidak bisa untuk mengendalikan marah, ketika diejek lawan dan dicemooh penonton. Permainan timnya jadi kacau, dan akhirnya tim basketnya kalah.

Atas permintaan Pak Jono, Bu Vini salah seorang konselor meminta Rudi untuk menemuinya di ruang BK pada jam istirahat pertama. Mendapat panggilan itu Rudi berpikir bahwa ia akan dimarahi atau bahkan diberhentikan menjadi pemain basket di sekolahnya. Rudi mulai merasakan jantungnya berdetak lebih kencang, otot lehernya menjadi tegang, dan perutnya terasa sakit. Perasaan cemas yang ia rasakan membuat konsentrasinya pada pelajaran terganggu, apa yang akan diterngkan oleh Bu Rahma sama sekali tidak dapat dia pahami. Rudi selalu mengatakan pada teman sebangkunya, “Bagaimana kalau Bu Rahma membahas kekalahan tim kita? Dan bagaimana kalau aku tidak boleh lagi menjadi tim basket?”. Masih jelas dalam ingatan Rudi saat tim basket sekolahnya gagal meraih juara I pertandingan basket siswa SMA di kotanya. Padahal tinggal sedikit lagi angka yang harus dikumpulkan oleh tim mereka sedangka lawan tertinggal jauh. Kegagalan tersebut dikarenakan Rudi sebagai kapten tim basket tidak dapat mengendalikan emosinya setiap lawan sengaja mengejek, atau mengumpat untuk memecah konsentrasinya. Kegagalan itu sangat mebuat Rudi sedih, sampai berhari-hari ia tidak mau makan, malas pergi sekolah, tidak bergairah, dan selalu ingin menyendiri terus. Rudi sangat kecewa dan merasa bersalah pada guru dan teman-temannya yang mengharapkan tim basket yang dipimpinnya dapat mempertahankan gelar Juara I yang selalu disandang oleh SMA tempat ia sekolah.

Refleksi:
1. Apakah kamu pernah mempunyai pengalaman seperti Rudi?
2. Mengalami marah pada orang lain, cemas pada saat dipanggil oleh guru BK, atau sedih karena gagal mencapai sesuatu yang diinginkan?
3. Bila kamu dihina, diejek, atau tidak dihiraukan, emosi apakah yang kamu rasakan?
4. Bagaimana perasaanmu, bila tiba-tiba disuruh menghadap Kepala Sekolah?
5. Bagaimana perasaanmu saat menunggu hasil ujian?
Marah, cemas, sedih, khawatir, kecewa yang dirasakan oleh Rudi atau mungki yang pernah kamu rasakan atau alami merupakan salah satu diantara sekian banyak bentuk emosi. Tapi tahukah kamu emosi itu? Apakah macam emosi? Apakah manfaat emosi? Bila kita mengalaminya bagaimana kita mengendalikannya?

A. Pengertian Emosi
Emosi berasal dari akar kata mevere kata kerja bahasa latin yang berarti “menggerakkan atau bergerak”, ditambah awalan e- untuk memberi arti “bergerak menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Dengan kata lain emosi merupakan perasaan yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan. Para ahli psikologi menyatakan bahwa antara emosi dan tingkah laku saling berkaitan. Karena dalam emosi terdapat tiga komponen, yaitu:

1. Komponen Fisiologis
Emosi adalah reaksi tubuh menghadapi situasi spesifik. Jika sedih, biasanya orang menangis. Pada saat seseorang marah, ia akan merasakan denyut jantungnya lebih cepat, dan tubuhnya terasa tegang.

2. Komponen Subyektif
Emosi adalah proses persepsi terhadap situasi. Jika memandang umpatan dan ejekan lawan mainnya adalah meremehkan dan menghina kemampuannya maka ia merasa harga dirinya direndahkan dan ia menjadi marah. Tapi bila menganggap umpatan dan ejekan itu sebagai taktik untuk menjatuhkan mentalnya, maka ia akan santai dan tetap konsentrasi. Emosi juga merupakan proses berfikir. Jika ujian semakin dekat kita mungkin gagal. Lalu kita mulai cemas dan belajar dengan tekun. Selain aspek pikiran, komponen ini juga mengandung aspek indera. Aspek ini merasakan apakah marah, cemas, atau sedih. Itu tingkatannya sangat, sedang atau rendah.

3. Komponen Perilaku
Emosi juga berkaitan dengan perubahan perilaku, seperti munculnya ucapan-ucapan, gerak-gerik tubuh, ekspresi wajah dan tingkah laku.

B. Manfaat Emosi
Coba bayangkan bila Tuhan tidak menciptakan emosi dalam kehidupan, mungkin kehidupan manusia akan terasa hambar tidak ada rasanya. Pasti kehidupan manusia akan tidak berarti, atau bahkan manusia tidak akan dapat hidup lebih lama di dunia.

Emosi mempunyai peran penting dan sangat bermanfaat bagi hidup manusia. Manfaat emosi bagi manusia antara lain:
1. Energizer (pembangkit energi)
Ingatlah pada bangsa Indonesia ketika dijajah Belanda, rakyat Indonesia marah sehingga menimbulkan semangat dan keberanian untuk melawan dan mengusir penjajah. Hanya dengan bambu runcing mereka berani melawan musuh yang bersenjata meriam. Mereka tidak mengenal kata menyerah atau pantang mundur. Semangat terus menggelora, perjuangannya sampai titik darah penghabisan. Sebaliknya bila kita sedih, kita akan meraskan hari-hari suram dan hamper tidak ada energi.

2. Messenger (pembawa pesan)
Kita mungkin tidak akan tertawa terbahak-bahak di depan teman yang sedang menunjukkan wajah cemberut apalagi bila air mata menetes di pipi, petunjuk fisik ini cakup memberikan pesa pada kita bahwa teman kita sedang bersedih, atau misalkan kamu melihat teman tersenyum lebar pada saat pengumuman hasil ujian. Dapat kamu pastikan bahwa ia lulus dalam ujian atau bahkan mendapat nilai memuaskan.

3. Reinforcer (penguat)
Informasi atau pesan yang disampaikan. Misalkan kamu mengatakan saya tidak suka dengan kata-katamu, dengan kata nada yang biasa seperti membaca majalah atau Koran. Bandingkan bila kamu mengatakan dengan tangan mengepal dan diliputi rasa marah. “Saya tidak suka kata-katamu!”. Sangat berbeda bukan pesan yang yang tertangkap? Perbedaannya terletak pada reaksi emosi yang diberikan. Inilah yang dimaksud dengan emosi mempertegas atau penguat pesan yang ingin disampaikan.

4. Balancer (penyeimbang) Kehidupan
Ketika kamu sedih karena kehilangan orang yang kamu cintai, kamu akan menangis. Tangis akan akan memberi perasaan lega. Atau bila kamu menyaksikan adegan lucu di TV kamu akan tertawa terbahak-bahak. Gelak tawa akan memberi kelegaan bagi kamu.

C. Mengenali Emosi
Biasanya orang dapat menyebutkan banyak sekali nama-nama emosi yang diketahuinya. Namun tidak jarang mereka mencampur nama-nama emosi tersebut dengan proses berfikir, sikap, atau perilaku. Sekarang cobalah membuat daftar emosi yang kamu ketahui. Bila kamu memasukkan kata-kata merasa dihina, malas, atau tertawa adalah bentuk dari perilaku, sedangkan merasa dihina merupakan hasil dari proses berpikir.
Bila didaftar nama dan jenis emosi, maka terdapat ribuan jenis emosi yang dialami oleh manusia. Namun dari sekian ribu nama emosi manusia, ilmu Psikologi cenderung menyederhanakannya dalam kategori emosi-emosi dasar. Richard G. warga membagi lima emosi dasar manusia yakni: senang, sedih, sayang, marah dan takut.

D. Emosi Dapat Dikendalikan
Para ahli psikologi menyatakan bahwa emosi merupakan hasil dari cara orang memandang situasi. Emosi adalah hasil cara (proses) berfikir. Proses berfikir tersebut terjadi sebelum seseorang merasakan suatu emosi. Dengan demikian menunjukkan bahwa emosi yang dialami oleh seseorang dapat dikendalikan. Pengendalian emosi dapat dilakukan dengan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahap kesadaran emosi (emosional awareness)
Yaitu tahap menyadari emosi yang dialami, ciri-ciri orang yang menyadari emosi yang dialami, dapat mendeskripsikan emosi, mengetahui penyebab munculnya emosi, mengetahui reaksi tubuh, mengetahui pengaruh emosi bagi dirinya.

2. Tahap pengelolaan emosi
Yaitu tahap untuk mengetahui apa dibalik emosi dan mengatasinya. Ciri-ciri orang yang dapat mengelola emosi, dapat bersikap tenang dan berfikir sebelum bertindak, dapat melihat situasi dengan pandangan yang lebih positif, mempunyai banyak cara untuk meredakan emosi.

E. Cara Mengendalikan Emosi
Pengendalian emosi, bukan berarti hany meredam rasa tertekan atau menahan gejolak emosi, akan tetapi juga bisa bearti dengan sengaja menghayati suatu emosi, temasuk yang tidak menyenangkan. Pengendalian emosi tidak sama dengan pengendalian berlebihan, yaitu penyangkalan semua perasaan dan spontanitas. Bahkan kendali diri yang berlebihan, yaitu penyangkalan semua perasaan dan spontanitas. Bahkan kendali diri yang berlebihan dapat mendatangkan kerugian, baik fisik ataupun mental. Orang yang mematikan perasaan negatif yang kuat menyebabkan meningkatnya denyut jantung, sekaligus naiknya tekanan darah. Apabila penekanan emosi seperti ini menjadi kronis, kemampuan berpikir menjadi rusak, terganggunya hubungan sosial.

Pengendalian diri terhadap emosi merupakan salah satu keterampilan hidup (life skills) yang dapat dilatihkan kepada setiap orang, termasuk remaja. Cara mengendalikan emosi, antara lain:
1. Perasaan yang kita alami umumya bersumber dari pikiran. Kita berpikiran negatif, perasaan kita cenderung menjadi negatif. Sebaliknya ketika kita berpikiran positif, perasaan kita cenderung positif. Jadi mengendalikan pikiran adalah langkah pertama untuk mengenadalikan perasaan.

2. Biasakanlah memberi kesempatan kepada pikiran untuk mengambil keputusan. Semakin kita mahir meyerahkan keputusan kepada pikiran, maka semakin sehat emosi kita. Itu adalah kondisi ideal dimana akal yang mengendalikan perasaan, bukan perasaan yang mengendalikan akal.

3. Emosi negatif adalah sinyal bahwa ada yang tidak beres dalam diri kita. Ketika suasana hati kita menjadi tidak nyaman, cobalah menenangkannya dengan berdo’a, menemui sahabat untuk berbagi perasaan, beristirahat, mendengarkan musik, atau apa saja yang kita sukai.

4. Pertanyakanlah dengan kritis perasaan-perasaan negatif yang kita rasakan. Misalkan, apakah masalahnya terlalu berbahaya sehingga kita begitu ketakutan? Apakah masalahnya begitu gawat sehingga kita harus marah besar?

5. Pertanyakanlah dengan tegas keyakinan-keyakinan kita yang salah. Misalnya, siapa bilang kegagalan adalah kebodohan? Siapa bilang masalah yang kita hadapi itu tidak ada jalan keluarnya? Siapa bilang kita tidak mampu memaafkan? Siapa bilang putus cinta itu kiamat?

6. Kendalikan reaksi kita terhadap situasi yang tidak menyenangkan. Misalnya ketika ada yang menyalip kendaraan kita, kita bisa memilih untuk marah atau tetap tenang. Yang pertama bisa membuat kita jadi orang yang reaktif dan emosional, tapi yang kedua mengajarkan kita menguasai diri dengan baik.

7. Perasaan bukanlah masalah besar atau salah. Manusiawi sesekali memiliki perasaan takut, marah, sedih dan kecewa. Yang penting kita tidak larut dalam perasaan-perasaan negatif itu dan tidak mengambil keputusan-keputusan penting dalam suasana hati yang kacau.

8. Perasaan yang negatif dan suasana hati yang buruk bisa juga disebabkan oleh kondisi tubuh yang tidak sehat. Kita bisa saja merasa bete ketika flu, ketika stress, ketika kurang tidur, dsb. Tidak perlu mencemaskan perasaan tidak nyaman kita yang bersifat sementara itu. Seringkali melakukan tindakan-tindakan sederhana bisa mengubah suasana hati kita.

9. Hidupkanlah perasaan-perasaan yang menyenangkan sesering mungkin, termasuk untuk hal-ha yang kita inginkan terjadi. Misalnya perasaan gembira, ketika kelak kita bertemu kekasih kita, ketika kita kelak mendapatkan pekerjaan atau bisnis yang kita impikan. Itu adalah salah satu cara mengarahkan emosi untuk membantu mewujudkan impian kita menjadi kenyataan.

10. Belajarlah mengucap syukur dalam segala keadaan. Hati yang penuh dengan ucapan syukur akan membuat hidup lebih ringan, pkiran lebih jernih, dan perasaan lebih nyaman sehingga mengendalikan perasaan bukan lagi beban yang berat.

“Emosi adalah kekuatan besar yang bisa menggerakkan hidup kita ke arah kebahagiaan dan keberhasilan. Tapi tanpa pengendalian, emosi juga bisa merusak kualitas kehidupan kita”

2 komentar: